Senin, 04 Februari 2019

Sejarah Kerajaan Kendan

Sejarah Kerajaan Kendan - Yang dimaksud dengan Kerajaan Kendan adalah sebuah kerajaan kuno memiliki wilayah kecil yang sarat akan sifat keagamaan. Adapun nama Kendan berasal dari nama sebuah bukit tinggi yang memiliki jarak sekitar 500 meter dari sebuah stasiun tua Nagreg di sebelah tenggara Cicalengka saat ini. Di kaki bukit yang dimaksud terdapat sebuah kampung bernama Kendan termasuk ke dalam wilayah Desa Citaman di Kecamatan Cicalengka. Nah daerah inilah merupakan lokasi kerajaan ini pada jaman dahulu pernah berdiri. 


Kerajaan Kendan berdiri pada tahun 546 Masehi dan berakhir di tahun 612 Masehi. Kerajaan ini adalah sebuah kerajaan kecil yang memerdekakan wilayahnya dari Kerajaan Tarumanagara di abad ke – 6 M. Kerajaan Kendan dipimpin oleh seorang raja pertama kali bernama Raja Resiguru Manikmaya yang berasal dari Keluarga Calankayana di India Selatan. 

Pada masa pemerintahan Manikmaya adalah masa menyebarkan ajaran Agama Hindu di Pulau Jawa dan atas pengabdian yang dilakukan dengan kesungguhan hati tersebut maka Raja Tarumanagara menikahkan Manikmaya dengan Putri Tirta Kancana adalah anak dari Raja Tarumanagara lalu memberikan sebuah wilayah untuk dijadikan sebagai wilayah Kerajaan Kendan. 

Ringkasan Kerajaan Kendan 

Adalah Candrawarman (515 s/d 535 M) ketika sedang berkuasa sekitar tahun 535 M terjadilah bencana alam besar yaitu meletusnya Gunung Krakatau yang maha dahsyat menyebabkan terjadinya tsunami sangat besar dan berdampak buruk terhadap seluruh dunia. 

Selanjutnya Suryawarman (535 s/d 561 M) tak hanya melanjutkan kebijakan – kebijakan politik Ayahanda tercinta yang mempercayainya sebagai seorang raja untuk mengurus wilayah pemerintahan kerajaan juga mengalihkan perhatian pembangunan menuju ke daerah bagian timur. Pada tahun 536 M misalnya Manikmaya sebagai menantu Suryawarman berhasil mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Kendan yang terletak di daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan di Garut. 

Selanjutnya Putera Mahkota Manikmaya tinggal bersama dengan kakek tercinta di daerah ibukota Tarumanagara untuk selanjutnya menjadi Panglima Angkatan Perang Kerajaan Tarumanagara. Sejarah mencatat bahwa perkembangan kemajuan dari wilayah kerajaan cenderung tertuju ke daerah – daerah timur menjadi semakin besar saat cicit Manikmaya sukses mendirikan Kerajaan Galuh pada tahun 612 M. Selanjutnya pada tahun 561, Kerajaan Tarumanagara memberikan kelanjutan kekuasaan kepada putra tercinta yaitu Kertawarman adalah seorang raja kedelapan dari Kerajaan Tarumanagara yang mewarisi tahta Ayanda tercinta yaitu Suryawarman yang sudah mangkat tahun 561 dan berhasil memerintah kerajaan selama 67 tahun yaitu antara tahun 561 s/d 628 M. 

Raja – Raja Kerajaan Kendan 

  1. Adalah Raja Maha Guru Manikmaya (536 s/d 568 M) merupakan seorang raja yang berasal dari Keluarga Calankayana di India Selatan merupakan seorang pemuka Agama Hindu dimana beliau banyak memiliki jasa dalam menyebarkan Agama Hindu di tanah Jawa. 
  2. Raja Tarumanagara pada masa itu adalah bernama Raja Suryawarman menikahkan putri semata wayangnya bernama Tirta Kancana kepada Maha Guru Manikmaya sebagai istri lalu menyetujui sang menantu untuk mendirikan sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Kendan dengan dukungan oleh Prajurit Taruma Nagara sebagai pelindung Kerajaan Kendan, Maha Guru Manikmaya selanjutnya mempunyai seorang putra mahkota bernama Raja Putra Suraliman, hal ini dijelaskan berdasarkan atas Naskah Pustaka Rajyarajya / Pustaka Bumi Nusantara Parwa II Sarga IV tahun 1602 M yang tersimpan dengan rapi di Keraton Kasepuhan di Jawa Barat. 
  3. Raja Putra Suraliman (568 s/d 579 M) yang menikahi Putri Dewi Mutyasari Putri dari Kerajaan Kutai Bakula Putra yang mendapatkan gelar Raja Resi Dewa Raja Sang Luyu Tawang Rahiyang Tari Medang Jati, memiliki 1 orang anak laki – laki bernama Kandiawan dan 1 orang anak perempuan bernama Kandiawati, berhasil menguasai Nagreg hingga Medang Jati, Garut di Jawa Barat berdasarkan atas carita ‘Kabuyudan Sanghyang Tapak’. 
  4. Raja Kandiawan (597 s/d 612 M) berhasil memindahkan pusat kerajaan dari Desa Citaman Nagreg ke Medang Jati di Cangkuang Garut, Jawa Barat. Ini dapat dibuktikan dari situs Candi Cangkuang Garut di Desa Bojong Mente Cicalengka Kabupaten Garut Jawa Barat. Dari sini menjelaskan tentang Raja Kandiawan memiliki 5 putra masing – masing bernama Sandang Greba, Mangukuhan, Katung Maralah, Karung Kalah, dan Wretikandayun, dimana beliau masing – masing sukses memerintah wilayah yang terbagi atas 5 daerah yaitu masing – masing adalah Pelas Awi, Surawulan, Menir, Kuli – Kuli, dan Rawung Langit. 
  5. Ketika tahta berakhir, maka ditunjuklah putra bungsu Raja Wretikandayun sebagai Raja Kendan / Kelang lalu Raja Kandiawan pergi ke Bukit Layuwatang di Kabupaten Kuningan Jawa Barat untuk bertapa. Pada saat yang bersamaan, di daerah pesisir selatan wilayah dari Tarumanagara (yaitu Cilauteureun, Gunung Nagara, dan Leuweung / Hutan Sancang) perlahan – lahan ajaran Agama Islam mulai diperkenalkan kepada warga oleh Rakeyan Sancang merupakan putra dari Kertawarman. 
  6. Raja Wretikandayun (612 s/d 702 M) untuk yang kedua kalinya memindahkan pusat Kerajaan Kendan / Kelang ke Galuh di Desa Karang Kamulyaan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat (sekarang ini) bersama dengan Permaisuri Dewi Minawati merupakan anak dari Pendeta Hindu yaitu bernama Resi Mekandria yang memiliki 3 orang putra yaitu : Sampakwaja sukses menjadi Resi Guru Wanayasa, Amara menjadi Resi Guru Deneuh dan yang terakhir adalah Jantaka / Mandiminyak. Hal ini dijelaskan berdasarkan atas catatan pada Pusaka Naga Sastra, dimana pada masa kejayaan Kerajaan Kendan / Kelang sempat berubah nama menjadi Kerajaan Galuh. Pada tahun 670 M, Kerajaan Induk Kendan / Kelang / Galuh yaitu Tarumanagara ketika itu diperintah oleh Raja Tarusbawa dan berhasil merubahnya menjadi Kerajaan Sunda yang menyetujui adanya pemisahan wilayah di bawah kekuasaan Kerajaan Kendan / Kelang menjadi Kerajaan Galuh yaitu terdiri dari 2 bagian adalah sebagai berikut : 
  • Kerajaan Sunda merupakan wilayah yang menjadi bekas Kerajaan Tarumanagara dengan salah satu rajanya yang cukup terkenal adalah Raja Sri Maharaja Tarusbawa, sukses menguasai wilayah kerajaan dibagian barat, Kota Bogor di Jawa Barat, mereka berkuasa hingga tahun 723 M, ini dijelaskan dalam carita Parahiyangan, sedangkan menurut Prasasti Jaya Bupati yang ditemukan terpendam di Cibadak Sukabumi, menjelaskan bahwa mereka tak menyebutkan dengan jelas Ibukota kerajaan ada di Bogor. 
  • Kerajaan Galuh yang menjadi bekas dari Kerajaan Kendan / Kelang dengan raja yang memerintah pada masa itu adalah Raja Wretikandayun yang menguasai wilayah kerajaan bagian timur dengan ibukotanya adalah Kawali di Ciamis, Jawa Barat, Raja Wretikandayun memiliki keberanian yang cukup besar untuk melepaskan diri dari kekuasaan Tarumanagara. 
Menurut carita Parahiyangan menjelaskan bahwa Putra Mahkota Galuh Mandiminyak akhirnya menikah dengan Parwatiputri Maharani Shima Putri dari Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah dimana dari pernikahan tersebut melahirkan putra bernama Rahyang Sena atau Bratasena selanjutnya berputra Sanjaya, dimana diketahui bahwa Sanjaya adalah raja pertama Kerajaan Medang selama periode kekuasaan di Jawa Tengah atau lazim disebut dengan nama populer adalah Kerajaan Mataram Kuno memerintah sekitar tahun 730 M. Selanjutnya nama beliau tertulis dan dikenal melalui Prasasti Canggal atau Naskah Carita Parahyangan dimana sebagian para sejarawan di Indonesia beranggapan bahwa Sanjaya adalah pendiri dari Wangsa Sanjaya. 

Bukti – Bukti Kerajaan Kendan / Kelang Saat Ini 

  1. Adanya Kampung Pasir Dayeuh Kolot atau disebut dengan nama populer adalah Kampung Kendan / Kampung Kelang di daerah Bukit yang lokasinya sekitar 15 Km di sebelah tenggara Cicalengka Jawa Barat. 
  2. Banyak ditemukan Naskah – Naskah Kuno dalam Bahasa Sansekerta, Pusaka Naga Sastra, Arca Manik dan Arca Durga yang rata – rata berusia sangat tua dan dalam bentuk aslinya yaitu kuno klasik sudah tersimpan di dalam Museum Nasional Pusat di Jakarta. 
  3. Ditemukannya Candi Cangkuang di Desa Bojong Mente, Cicalengka, Garut di Jawa Barat. 
  4. Ditemukan situs Makam Keramat Sanghyang Anjungan, situs Makam Keramat Embah Singa, situs Makam Keramat Eyang Cakra, dan situs Makam Keramat Kiara Jenggot. 
  5. Ditemukannya benda bersejarah berupa Batu Cadas Pangeran di daerah Nagreg, Jawa Barat. 
  6. Kompleks Keraton Baleeh Gedeh yang memiliki fungsi untuk melakukan pertemuan dan Keraton Baleeh Bubut untuk kediaman raja dan anggota keluarga. Keduanya sudah tak bisa ditemukan lagi karena tempat yang dimaksud terbuat dari bahan kayu yang meskipun sangat kuat namun sudah lapuk dimakan oleh usia dan perkembangan zaman, saat ini hanya tersisa tumpukan batu – batu besar tak beraturan di daerah Perbukitan Citaman Nagreg. 
Demikian sejarah Kerajaan Kendan kami ulas dengan singkat, semoga berguna dan mampu memberikan wawasan bagi para pembaca. 

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon